[Kupas MV] Taeyeon - Something New: Perjuangan Taeyeon sebagai seorang artis dan pencarian “Something New”
Kali pertama MV teaser “Something New”-nya Taeyeon
rilis, saya sangat excited untuk
menulis tentang teaser tersebut.
Karena ada pesan menarik yang saya tangkap di sana. Bahkan MV teaser tersebut berhasil membuat saya mencetak
rekor pribadi, yaitu posting-an yang
ditulis sangat cepat dibanding tulisan-tulisan saya lainnya di blog ini.
Tulisan tersebut saya selesaikan lebih kurang selama 6 jam dengan porsi tulisan
yang banyak menurut (kemampuan) saya pribadi. Biasanya saya menulis untuk
tulisan di blog ini diselesaikan lebih dari satu hari, bahkan tidak jarang bila
pada akhirnya tulisan tersebut menetap di draft dan tidak pernah dirilis dan
terpikirkan lagi oleh saya. Tapi tidak dengan tulisan yang berkaitan dengan MV teaser Taeyeon itu. Saya menuliskannya
sangat cepat karena memang saya sangat tertarik dengan pesan yang ada di dalam
MV teaser tersebut. Saking excited-nya, saya sudah berniat untuk
melanjutkan “analisis” tersebut bila full
MV-nya sudah rilis. Namun, saat melihat full
MV-nya, yang terlintas di pikiran saya ialah, “Bentar, bentar, loh kok jadi
begini MV-nya? Kok jadi kayak action
gini MV-nya? Kirain bakal emosional? Terus “analisis” gue di MV teaser-nya lari dong ya? Atau gimana?”.
Beberapa pertanyaan itu benar-benar menghantui pikiran saya selama menyaksikan full MV hingga akhir. Karena, yang saya
tangkap secara sekelibat (tanpa dilihat dengan detail per-scene-nya), MV tersebut hilang kesan ‘emosional’ yang saya
sebelumnya saya tangkap di MV teaser-nya.
Bahkan, lebih meruju kepada bentukan MV action.
Bisa terlihat dari adegan Taeyeon beradu dengan pemain lainnya di sana. Hal
tersebut juga yang menjadi salah satu alasan saya agak malas untuk melanjutkan
“analisis” MV Taeyeon yang satu itu. Karena saya merasa kalau MV-nya “lari”
dari “analisis” saya yang sebelumnya.
Tetapi, dengan
ke-sok-tau-an saya setelah berkali-kali menonton MV tersebut, saya seperti
menangkap pesan yang tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah saya “analisis”di teaser MV-nya. Bahkan, di full MV-nya ini saya seperti menangkap
lanjutan dari pesan yang saya “analisis” di teaser
MV sebelumnya. Pesan yang saya tangkap di sini lebih seperti sebuah perjalanan
dan perjuangan Taeyeon itu sendiri dalam menjalani dan melawan segala ancaman
dan halangan di kehidupannya sebagai seorang idol dan artis papan atas.
![]() |
cr. to SM Entertainment |
Durasi video
3:53 menit dibuka dengan scene yang
memperlihatkan Taeyeon berbusana gaun indah, berdiri di depan mobil mewah,
dengan beberapa lighting yang
menyoroti dirinya, serta terlihat sebuah jalan / jalur menuju sebuah tempat
mewah. Tetapi, yang menarik di sini ialah dimana Taeyeon berdiri sendiri di
sana, ditambah warna latar video-nya yang menggunakan warna hitam putih. Bila
sudah membaca tulisan saya sebelumnya tentang teaser MV Taeyeon yang satu ini, maka saya merepresentasikan segala
sesuatu yang terlihat “mewah” dan sedikit banyak latar video yang berwarna
merupakan penggambaran kehidupan Taeyeon sebagai idol dan artis papan atas.
Sedangkan, sedikit banyak scene yang
berwarna hitam putih serta Taeyeon yang terlihat “natural”, saya
representasikan sebagai kehidupan Taeyeon sebenarnya atau kehidupan dia sebagai
seorang perempuan biasa. Namun, di dalam scene
pertama ini, saya menemukan kedua elemen itu, yaitu elemen yang
merepresentasikan Taeyeon sebagai seorang idol dan artis papan atas (dari
pakaian, mobil, lighting, dll) serta
Taeyeon sebagai perempuan biasa (latar warna hitam putih dan suasan yang sepi).
Karena kedua elemen tersebut ada dalam satu scene
itu, saya menangkap bahwa scene ini
seperti menggambarkan bagaimana kehidupan Taeyeon seorang idol dan artis papan
atas yang memiliki segala hal mewah, namun dirinya juga tetap masih merasakan
kesendirian di sana dalam menjalani kehidupannya yang serba mewah itu.
Di detik 0:11 mungkin
penggambarannya tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah saya “analisis” di teaser MV-nya. Dimana Taeyeon, di balik kehidupan
mewah dan penuh warnanya sebagai seorang idol, ada air mata dan rasa lelah
tersendiri yang menyambut dirinya tiap kali dia berada di luar radar kamera dan
pandangan publik. Hal itu bisa dilihat dari latar warna hitam putih yang
menggambarkan kehidupan aslinya, ditambah gaya rambut serta eye-liner Taeyeon yang menggambarkan dirinya
seorang idol. Latar hitam putih dengan eye-liner
yang sudah luntur menandakan kehidupan Taeyeon di balik kehidupan mewahnya itu
sendiri, yaitu di mana ada air mata serta rasa lelah yang dia alami, seperti
yang sudah saya paparkan sebelumnya.
Selanjutnya, di
detik 0:13 hingga 0:18, ini seperti cuplikan sedikit dari bagian yang ada di MV
tersebut. Bila sekali melihat, maka tidak heran bila dari kita ada yang bingung
maksud dari scene tersebut. Tapi,
mengingat saya sudah berkali-kali melihat MV “Something New” itu, saya jadi tau
maksud dari scene tersebut. Lebih
tepatnya tau itu scene apa. Gambar pistol, palu, dan granat di scene tersebut bisa kita temukan
di beberapa scene berikutnya.
Selama 10 detik,
dari detik 0:19 hingga 0:29, ada penggambaran kehidupan Taeyeon yang asli,
walau di beberapa scene terlihat dirinya
menggunakan gaun indah seperti layaknya artis papan atas dan juga berada di
dalam mobil mewah. Tetapi, semua scene
diisi dengan latar hitam putih, seakan menggambarkan kehidupan aslinya di balik
kehidupan mewahnya sebagai seorang artis papan atas. Di sana tergambarkan
kesendirian, kesepian serta kesedihan (di detik 0:24).
![]() |
scene 0:24 |
Bahkan, di detik
0:25 hingga 0:29 bisa dilihat dimana Taeyeon seperti sedang bersiap untuk
menjalani hidupnya sebagai artis papan atas. Namun, dirinya terlihat murung. Dan
di scene berikutnya, menjadi kontras
dari 4 detik scene sebelumnya. Di scene 0:30 terlihat dirinya baru keluar
dan penuh dengan senyuman. Berbeda dengan sebelumnya yang tergambarkan di scene 0:25 – 0:29 dimana dia terlihat
murung, kesepian, ataupun sedih. Di sini seperti menggambarkan bagaimana diri
dia yang sebenarnya mungkin merasakan kesepian dan kesedihan itu, tapi tetap
harus tersenyum dengan tulus sesaat dirinya sudah keluar mobil dan menghadapi
mata publik di luar sana. Ini juga seakan menggambarkan dirinya mulai ‘keluar’
dari kehidupan biasanya sebagai seorang perempuan biasa untuk menjadi seorang
perempuan yang dipuja puji dan dipandang jutaan pasang mata di luar sana.
Dimulai dari
detik 0:30 hingga menit 1:00 menjadi tanda adanya penggambaran Taeyeon sebagai
seorang artis papan atas. Bisa dilihat dirinya selalu menjadi pusat perhatian,
dengan banyaknya kamera yang menyototi dirinya. Selain itu, tergambarkan
dirinya memiliki kehidupan yang mewah sebagai seorang artis papan atas yang
bisa dilihat dari gaun yang dikenakan, mobil yang dimiliki, serta beberapa pengawal
yang siap melindungi dirinya. Di situ Taeyeon terlihat ‘senang’ dan tampak
tersenyum sesekali. Karena memang itu lah yang harus dia ‘perlihatkan’ ke publik
selaku figure publik. Image yang
seperti itulah yang akan selalu dia perlihatkan, walau di balik itu semua
(sebelumnya) ada kesedihan, kesendirian, dan lainnya yang dia rasakan.
Walau di
beberapa scene yang ada dari detik
0:30 hingga 1:00 terlihat Taeyeon yang penuh senyuman dan terkesan glamor,
tetapi bisa kita saksikan bahwa di beberapa scene
ditemukan momen dimana Taeyeon memasang tampang serius seperti waspada
terhadap sesuatu. Hal itu bisa kita lihat di antara detik 0:37 hingga 0:42.
Ekspresi
yang sama juga diperlihatkan lagi oleh Taeyeon di beberapa scene berikutnya, yaitu di detik
1:07 hingga 1:08. Di sana Taeyeon
terlihat seperti sedang memberi tanda tangan, tetapi tatapan serta ekspresi
yang dipancarkan setelahnya mengesankan kalau dirinya sedang berantisipasi atau
waspada atas sesuatu. Ekspresi mukanya seserius itu saat menatap orang. Di sini
saya merepresentasikan kalau Taeyeon sebagai seorang artis papan atas, dengan
segala kemewahan yang dimilikinya, harus tetap waspada terhadap segala sesuatu
di sekelilingnya. Termasuk orang-orang atau pun situasi yang mengelilingi di
kehidupan artis dirinya. Dalam hal ini yaitu konteks kehidupan dia di dunia
hiburan. Baik waspada dengan orang-orang
yang bisa jahat di belakang dirinya ataupun keadaan dan situasi yang bisa
menjatuhkan dirinya.
Hal itu juga
saya tangkap di beberapa scene berikutnya,
dimulai dari scene dimana Taeyeon
memasuki lift. Di dalam lift tersebut ada satu koper dan 2
orang. 2 orang itu ialah seorang pelayan dan penjaga hotel yang sedang Taeyeon
kunjungi. Awalnya, scene tersebut
dibuka dengan memperlihatkan pintu lift yang
terbuka dan terlihat ada koper berwarna
ungu di sana. Lalu dilanjut scene
dengan shoot close-up ke tangan kanan
Taeyeon yang terlihat tiba-tiba mengepal saat dirinya bersiap memasuki lift. Di sini saya menggambarkan koper
ini sebagai sesuatu yang ingin Taeyeon raih, baik itu mimpinya sebagai seorang
penyanyi, mimpinya sebagai sosok yang lainnya, ataupun kekayaan, prestasi, dan
juga pengakuan dari masyarakat. Karena ini koper pertama yang terlihat di dalam
video, saya menggambarkan kalau koper ini adalah sebuah mimpi yang ingin
Taeyeon raih, yaitu mimpi sebagai penyanyi. Dan dirinya tau kalau untuk meraih
dan menggapai mimpi tersebut bukanlah hal yang mudah. Maka, tangan mengepal dia
sebagai tanda persiapan dirinya untuk menghadapi segala sesuatu yang
menghalangi dirinya dalam meraih mimpi-mimpi tersebut.
Dan ternyata,
hal itu terbukti di scene setelahnya.
Scene ketika Taeyeon sudah mulai masuk
ke lift dan berada dalam satu lift bersama satu orang pelayan dan
penjaga / resepsionis hotel. Kedua orang ini digambarkan sebagai ancaman di
kehidupan Taeyeon. Ancaman yang dapat menghalangi dan mempersulit Taeyeon dalam
meraih mimpinya, salah satunya dengan tujuan untuk menjatuhkan dia. Penggambaran
dengan pelayan dan resepsionis hotel ini cukup menarik perhatian saya. Karena
kedua pekerjaan tersebut identik dengan pekerjaan mulia, yaitu membantu banyak
orang. Di sini seperti menggambarkan bahwa sosok atau orang-orang yang terlihat
‘baik’ atau ‘mulia’ sebenarnya bisa jahat dan memiliki niat licik di balik itu
semua untuk menjatuhkan Taeyeon. Dan orang-orang tersebut bisa jadi sangat
dekat dan di sekeliling Taeyeon (bisa dilihat itu semua hanya di dalam satu
ruangan kecil lift dan Taeyeon sangat
berdekatan dengan kedua sosok itu). Anyway,
kedua sosok itu bisa saja digambarkan dengan penggambaran konotasi, yaitu
memang orang sebenarnya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan kalau itu semua
hanya perumpamaan. Bisa saja diumpamakan sebagai sebuah situasi dan kondisi
yang dapat menjatuhkan Taeyeon. Tetapi, saya pribadi di sini menangkap pesannya
kalau ini semua orang beneran. Jadi, memang orang-orang di sekitar Taeyeon atau
di belakang sana dapat menjatuhkan Taeyeon sebagaimanapun penampilan mereka di
depan dirinya. Dan hal itu lah yang menjadi tantangan Taeyeon dalam meraih
mimpi-mimpinya. Dia harus bisa melawan orang (ataupun situasi) yang ingin
menjatuhkan dia. Pada akhirnya di dalam scene
tersebut kita bisa lihat bahwa Taeyeon melawan dan mengalahkan orang-orang yang
ingin menjatuhkan dirinya dalam meraih mimpi-mimpinya. Juga, pada akhirnya
Taeyeon berhasil meraih mimpinya tersebut.
Secara sederhana
juga bisa digambarkan bahwa perjalanan Taeyeon sebagai seorang artis papan atas
ini tidak mudah. Bahkan, ketika awalnya dia ingin meraih mimpi itu, banyak yang
harus dia lawan dan lalui. Termasuk orang-orang terdekat yang berusaha keras
menjatuhkan dia walau orang-orang tersebut mungkin tampil ‘baik’ di hadapannya
selama ini. Itu lah yang harus Taeyeon hadapi. Dan itu pula yang mungkin
sedikit banyak memang Taeyeon sudah dan akan terus alami dalam perjalanan
karirnya sebagai idol (di luar MV). Dengan segala
rintangan dan pertempuran, Taeyeon berhasil membawa koper pertamanya
(mimpi-mimpinya).
Lalu, kita disuguhkan kepada scene berikutnya, dimana Taeyeon memasuki suatu ruangan, kamar
hotel tepatnya. Di sana Taeyeon seperti menghabiskan waktunya dengan berbaring
dan melakukan self-video(?). Tapi, yang
menarik perhatian ialah ketika scene
lanjutannya diperlihatkan perbandingan ketika Taeyeon melakukan self-video di awal-awal video MV saat
dirinya sedang berlaga sebagai seorang artis papan atas dengan segala glamor
yang ada pada dirinya. Di situ bisa dilihat bahwa Taeyeon mendapatkan komen dan
reaksi yang sangat banyak dari penggemar ketika dia melakukan self-video sebagai ‘Taeyeon sang artis’.
Dalam hal ini, saya merepresentasikannya bahwa ketika Taeyeon sedang menjadi
Taeyeon yang sebenarnya (bukan Taeyeon sang artis), dia terlihat sebagai
individu yang tidak mendapatkan perhatian sebesar itu dari publik. Tetapi,
ketika dirinya sudah ‘keluar’ dan berpenampilan lebih glamor layaknya seorang
artis papan atas (Taeyeon sang artis), dirinya baru mendapatkan perhatian yang
banyak. Pada saat itu pula publik baru memerhatikan dirinya. Publik seakan
hanya memerhatikan ‘Taeyeon sang artis’. Memerhatikan image yang ditampilkan Taeyeon sebagai figur publik. Tetapi
sayangnya publik tidak bisa melihat atau tidak memerhatikan Taeyeon sebagaimana
dia sebenarnya. Bagaimana seorang Taeyeon di belakang sana, di luar dirinya
sebagai figur publik dan artis papan atas.
Berikutnya kita
diperlihatkan kepada scene dimana
Taeyeon seperti akan ‘bertarung’ lagi layaknya pada beberapa scene sebelumnya. Awalnya diperlihatkan
seorang perempuan, seperti pelayan hotel juga, masuk ke kamar Taeyeon dengan
membawa troli makanan(?). Di atasnya terdapat 3 buah piring (entah apa kata
yang cocok untuk nama benda itu. Saya nggak tau). Tetapi, yang menjadi menegangkan
di awal perempuan tersebut masuk ke ruangan Taeyeon adalah ekspresinya. Ekspresi
yang ditampakkan tidak seperti layaknya seorang pelayan hotel ingin
mengantarkan makanan. Tidak ada ekspresi hangat yang terpancarkan di sana. Dan
hal itu secara sederhana bisa kita rasakan kalau pelayan perempuan ini pun
salah satu ‘ancaman’ buat kehidupan Taeyeon.
Di dalam scene tersebut bisa dilihat bila pelayan
perempuannya mulai membuka satu per satu piring yang ada di atas troli makanan.
Piring pertama terlihat ada 5 cupcake.
Piring kedua terdapat satu kue besar. Dan piring ketiga terlihat adanya pisau. Di
setiap momen pelayan perempuan membuka tutup piring tersebut satu persatu, kita
bisa lihat bahwa ekspresi muka Taeyeon terkesan serius dan berwaspada. Tidak
jauh berbeda dengan ekspresi muka yang selalu Taeyeon perlihatkan di beberapa scene sebelumnya. Kue-kue indah dan enak
yang diperlihatkan oleh pelayan perempuan di sini saya interpretasikan sebagai
momen dimana ketika Taeyeon menjalani hidupnya sebagai seorang artis, banyak
hal-hal indah yang ditawarkan orang-orang di sekitarnya. Banyak hal-hal
menyenangkan yang disuguhkan orang-orang serta situasi di sekitarnya. Selama perjalanan hidupnya sebagai artis dalam
meraih prestasi serta apresiasi, Taeyeon selalu dikelilingi oleh pujian-pujian
serta hal-hal indah lainnya yang ditunjukan oleh orang di sekitarnya. Namun,
tidak jarang pada akhirnya pujian-pujian ataupun hal-hal indah yang ditawarkan
itu hanya sekadar ‘basi-basi’. Tidak jarang bila pada akhirnya mereka memiliki
maksud lain di belakangnya. Termasuk untuk ‘membunuh’ dan menjatuhkan Taeyeon
serta karirnya. Tidak hanya itu, hal ini juga bisa direpresentasikan bahwa
ketika Taeyeon sibuk menjalani hidupnya untuk meraih prestasi dan apresiasi itu,
segala pujian dan hal-hal indah yang disuguhkan oleh orang-orang dan situasi di
sekitarnya hanya berakhir menjadi sebuah ‘racun’ yang mematikan bagi dirinya. Baik
itu pujian yang berlebihan, yang mungkin bisa membuat Taeyeon terlena dan
terjebak atau hal lainnya. Maka dari situlah Taeyeon berperang melawan orang-orang
atau situasi di sekitarnya yang terlihat memberi sesuatu yang indah pada
dirinya, namun pada akhirnya hanya berniat untuk menghalangi Taeyeon dalam
meraih mimpinya dalam menggapai prestasi dan apresiasi sebagai seorang artis
papan atas atau penyanyi. Melawan orang-orang atau situasi di sekitarnya, yang
pada akhirnya hanya menjatuhkan dan ‘membunuh’ Taeyeon dalam perjalanan karirnya.
Juga, perjuangan melawan dirinya sendiri (makanya pelayannya perempuan, seperti
merefleksikan inner-self Taeyeon).
Di dalam scene tersebut juga kita bisa melihat
adanya perban yang membaluti kaki kiri Taeyeon. Perban itu tidak ada
sebelumnya. Di sini saya mengambil pesan bahwa perban itu ada setelah Taeyeon
bertarung dengan dua petugas di dalam lift.
Artinya, selama dirinya berjuang dan bertarung dalam meraih mimpi-mimpinya,
Taeyeon pasti diperjalan dalam memperjuangkan itu akan mendapatkan ‘luka’ yang
menyakiti dirinya, baik secara fisik maupun mental. Luka yang bisa mecelakai
fisiknya, juga melukai perasaannya.
Selanjutnya, di
penghujung scene atau kejadian di
atas, kita bisa melihat Taeyeon membawa 2 koper dan berjalan keluar dari hotel.
Salah satu koper yang dirinya pegang ialah hasil dari ‘pertarungan’ dia dengan
dua orang di dalam lift sebelumnya. Dan
satu yang lainnya adalah koper yang baru dia ‘perjuangkan’ setelah ‘bertarung’
dengan pelayan perempuan di kamarnya. Dalam hal ini, konteksnya berarti bahwa
Taeyeon berhasil berjuang dan meraih mimpi dia yang lainnya dengan pertarungan-pertarungan
terlebih dahulu.
Tetapi, lagi,
kita bisa lihat ada sesuatu yang membeluti dirinya, yaitu tangan kanannya kali
ini. Benda yang membeluti tangan kanan Taeyeon ini seperti sebuah sarung
tangan, dan itu didaptkan oleh dirinya setelah ia bertarung dengan pelayan
perempuan di dalam kamar hotel. Dan scene
ini masih sama saya representasikan dengan scene
sebelumnya dimana terlihat kaki kiri Taeyeon terbalut perban. Ya, dia
seperti mendapatkan ‘luka’ juga setelah memperjuangkan mimpi atau tujuan
lainnya. Setiap perjuangan, akan timbul luka. Setiap dirinya memperjuangkan
mimpi dan tujuan hidupnya, pasti pada akhirnya dia sedikit banyak akan terluka,
baik fisik maupun perasaannya.
Balik lagi ke koper.
Kedua koper tersebut lalu Taeyeon letakan ke dalam mobil seperti akan dibawa ke
suatu tempat. Ternyata, di mobil tersebut tidak hanya berisi dua koper yang
baru saja Taeyeon dapatkan dari hotel tersebut. Di mobil itu sudah ada beberapa
koper lainnya, yang saya representasikan koper-koper tersebut pun merupakan
sebuah mimpi-mimpi, prestasi, serta harta yang Taeyeon telah raih selama ini
(milik Taeyeon). Taeyeon membawa semua koper tersebut ke sebuah tempat
menggunakan mobil. Ke sebuah tebing yang menghantarkan Taeyeon ke hamparan
laut, lebih tepatnya.
Di sana Taeyeon
terlihat melemparkan kopernya satu per satu ke udara dari atas tebing. Bukan
hanya di lempar, Taeyeon pun menghancurkan koper-koper tersebut dengan sebuah
pistol besar. Ketika ditembakan, ternyata kita bisa lihat isi dari koper-koper
tersebut, di antaranya ialah uang serta piala-piala yang sangat banyak. Sisanya
hanya terlihat seperti ada benda warna-warni. Entah benda apa itu sebenarnya.
Dan di sini saya mengasumsikan kalau ‘benda warna-warni’ itu ialah mimpi-mimpi
Taeyeon (karena mimpi dirinya sebagai seorang penyanyi, artis papan atas, dan figur
publik, pastilah sebuah mimpi yang membahagiakan -->
direpresentasikan dengan warna-warna yang menarik dan indah).
Di sini saya
merepresentasikan momen tersebut sebagai momen dimana Taeyeon seakan ingin ‘membuang’
atau melepaskan semua yang sudah ia raih selama ini. Termasuk mimpi, harta, dan
penghargaan. Banyak alasan yang mungkin menghantarkan Taeyeon untuk ‘membuang’
itu semua. Mungkin dirinya ingin lebih merasa bahagia sebagai manusia? Mungkin
dirinya sudah lelah merasakan semua luka, kesendirian, serta kesepian (merujuk
beberapa scene yang tergambarkan
sebelumnya di dalam video) yang dia rasakan selama menjalani karirnya sebagai
artis papan? Mungkin dirinya ingin lepas dari pandangan dan tuntutan publik?
Banyak kemungkinan-kemungkinan. Tapi, bila kita lebih melihat konteks yang
lain, maka MV ini pastinya tidak lepas dengan konsep lagu di dalamnya. Dan kita
ketahui, yang menjadi lagu dari MV ini adalah “Something New”. Jadi, di sini
Taeyeon seperti ingin mencari sesuatu yang baru. Makanya, sedikit banyak dia
harus melepaskan dan ‘membuang’ apa yang sudah dia miliki selama ini (mimpi
sebagai artis papan atas, harta kekayaan, serta prestasi dan penghargaan),
karena dia ingin mencari sesuatu yang benar-benar baru. Suatu hal baru yang
mungkin bisa membuat dirinya menjadi lebih merasa bahagia dan tidak merasakan
kesendirian maupun kesedihan lagi seperti di kehidupan dia sebelumnya
(kehidupan sebagai artis papan atas).
Namun, di akhir scene seperti sebagai jawaban dari, “apakah
Taeyeon berhasil mendapatkan ‘sesuatu yang baru’ itu untuk dirinya?’. Dan
jawabanya, tidak.
Mengapa tidak? Karena,
di scene penghujung, diperlihatkan
dimana Taeyeon berlari tanpa alas kaki di sebuah tempat. Saya asumsikan tempat
tersebut masih tetap tempat yang sama ketika ia membuang dan menghancurkan
koper-koper miliknya. Setelah membuang dan menghancurkan koper-koper, Taeyeon
berlari seakan menjauhi tempat dimana ia membuang dan menghancurkan koper-koper
itu. Dirinya juga berlari tanpa alas kaki. Momen dimana Taeyeon berlari menjauh
dari koper-koper yang dia hancurkan dan berlari tanpa alas kaki seperti
mengesankan dimana Taeyeon sudah menjadi sosok yang baru. Tanpa alas kaki itu
seperti menggambarkan kepolosan. Jadi, di sini seakan Taeyeon sudah ‘berubah’
dan memulai dirinya yang ‘baru’ atau ‘sesuatu yang baru’ itu dari nol. Dan dia
sedang berlari menuju ke ‘sesuatu yang baru’ itu.
Namun, kita
seakan kejutkan di scene berikutnya,
dan hal itu menjawab dari pernyataan serta jawaban ‘tidak’ yang sudah saya
tuliskan sebelumnya. Ya, di scene ini
kita bisa lihat bahwa ternyata Taeyeon yang berlari itu ada di dalam sebuah
televisi. Jadi, semuanya tidak terjadi nyata di kehidupannya? Pada akhirnya
Taeyeon tetap berada di dalam televisi, yang artinya, dirinya tetap menjadi
sorotan serta tontonan publik. Tidak ada yang berubah. Dirinya seakan tidak
menemukan ‘sesuatu yang baru’ itu. Karena ujung-ujungnya dirinya tetap berada
di dalam televisi. Di situlah memang tempat dirinya berada. Dan mungkin pada
akhirnya, atau nyatanya, ini seperti sebuah pesan dari Taeyeon. Dimana dirinya
mungkin pernah ingin ‘lari’ dari kehidupannya yang ini dan mencari sesuatu yang
baru. Tetapi, pada akhirnya dirinya tetap memilih untuk berada di situ karena
merasa memang itulah tempat dia yang aslinya. Itulah habitannya. Itulah tempat
dimana dirinya meraih segala mimpi, harta, prestasi serta penghargaan yang
telah ia perjuangkan selama ini dalam menggapainya. Mimpi, harta, prestasi,
serta penghargaan yang dia raih dengan sangat tidak mudah. Bahkan, membutuhkan ‘pertarungan’
dengan orang-orang maupun situasi di sekitarnya yang berusaha menjatuhkan
dirinya.
Comments
Post a Comment