Kupas Lagu: Miracle by Apink
Bila bicara tentang mengidolakan
artis atau idol grup Korea, maka ada satu hal lain selain menyukai dan
mengagumi musik yang mereka sajikan, yaitu adanya serta terbentuknya sebuah
hubungan antara sang idol dengan penggemarnya. Entah hubungan ini terbentuk
dari mana dan bagaimana, tapi satu yang pasti (yang saya pribadi rasakan), ini
semua terbentuk karena memang ‘dibuat’ seperti itu oleh agensi sana. Karena
yang saya lihat dan rasakan selama menjadi penggemar KPOP, bahwa mengidolakan
artis KPOP itu bukan sekadar menyukai dan menganggumi musik dan karya sang
artis, tapi terkadang itu semua lebih dari itu. Banyak budaya-budaya yang juga
terbentuk selagi mengidolakan artis KPOP. Selain budaya, ‘hubungan’-lah yang
menjadi salah satu hal yang terbentuk dari buah hasil mengidolakan artis KPOP. Hubungan
yang terbentuk antar sang artis dan penggemar ini pastinya ada yang berdampak
negatif dan positif. Ada yang digunakan dan dimaknai sebagai hal yang negatif
da nada pula yang positif. Mengingat posting-an kali ini tidak akan terlalu
terfokus dalam membahas hubungan antara artis dan penggemar KPOP tersebut, maka
saya tidak akan membahas jauh lebih dalam di sini, pada saat ini.
Bicara tentang hubungan
yang terbentuk antara artis dan penggemar KPOP ini, pasti setiap penggemar
merasa kalau mereka memiliki hubungan yang paling baik atau pun paling
menghangatkan di antara artis dan penggemar KPOP lainnya. Seakan seperti naluri
fangirl, saya pun merasakan hal
demikian terhadap Apink. Saya selalu merasa bahwa Apink memiliki hubungan yang
paling baik dan hangat dengan penggemarnya, Panda. Saya, juga mayoritas teman
Panda merasa kalau Apink benar-benar menyayangi dan menghargai kehadiran
penggemarnya. Dari sini lah tercipta sebuah hubungan dan seperti rasa memiliki
antara kami—penggemar dengan Apink itu sendiri.
Ada berbagai macam bentuk
perhatian yang selama ini telah Apink tunjukan ke Panda yang secara tidak
langsung membentuk hubungan yang semakin erat di antara kami, penggemar dengan
Apink. Panda dengan Apink. Salah satu bentuk perhatian yang juga benar-benar
mempererat hubungan kami ialah fan-song
yang sekarang ini seperti sudah rutinitas dirilis oleh Apink untuk Panda setiap
hari jadi mereka di tanggal 19 April. Kali pertama Panda menerima hadiah berupa
fan-song dari Apink ini ialah di
tahun pertama hari jadi Apink, yaitu 19 April 2012. Bukan hanya itu, liriknya
pun ditulis sendiri oleh leader Apink, Park Chorong, yang membuat lagu tersebut
semakin berarti dan penuh makna. Seakan tidak ada berhentinya bersyukur atas kehadiran
penggemar, Apink rutin merilis fan-song
3 tahun setelahnya hingga 2018 ini. Promise U yang dirilis pada tahun 2015
menjadi fan-song untuk merayakan hari
jadi Apink dan Panda yang ke-4. Bukan hanya itu, lagu tersebut juga spesial
dibuat dan ditulis oleh anggota Apink juga, yaitu Jung Eunji. Tidak berhenti di
situ saja, Park Chorong lagi-lagi menuliskan lagu untuk Panda di hari jadi
Apink dan Panda ke-5, dengan judul The Wave. Di tahun 2017, tepatnya tahun ke-6
hari jadi Apink dan Panda, Apink lagi-lagi merilis lagu untuk penggemar dengan judul
Always. Untuk lagu Always, tidak ada member Apink yang berpartisipasi dalam
penulisan lirik ataupun membuat lagu seperti biasanya. Tetapi, itu semua tidak
menutup rasa bersyukur kami atas niat Apink untuk merayakan hari jadi dan
mengapresiasi Panda melalui karya mereka.
Seakan seperti sebuah
rutinitas yang benar-benar ditunggu dan juga diapresiasi oleh Panda, Apink
kembali merilis fan-song berjudul
Miracle yang kali ini ditulis oleh Park Chorong dan di-compose oleh Jung Eunji! Yeay! Sekaligus dua member Apink berpartisipasi
dalam pembuatan fan-song kali ini!
Berlipat maknanya!
Keempat fan-song yang telah Apink rilis memberi vibe yang berbeda pada saya, juga dalam fan-song ke-5 ini, Miracle. Saya juga
pernah membahas ini sedikit di Twitter saat kali pertama mendengarkan lagu
Always di tahun 2017 itu. Mungkin saya akan membahas lagi sedikit di sini. Untuk
fan-song pertama, yaitu April 19th,
vibe yang saya terima ialah vibe emo dan juga vibe lagu penuh dengan rasa terima kasih. Itu semua terasa dari
melodinya yang juga diperkuat dengan lirik indahnya. Di fan-song kedua, seperti judulnya, Promise U, melodi dan liriknya
memberi saya vibe sebuah perjanjian
dan harapan-harapan. Entah bagaimana, melodi bahkan lagunya secara keseluruhan
benar-benar memberi vibe yang berbeda
dengan lagu April 19th walau inti serta maksud dari kedua lagu
tersebut tetap untuk ungkapan bersyukur dan berterimakasih ke Panda. Tetapi, di
lagu Promise U saya lebih mendapatkan vibe
lagu yang penuh dengan perjanjian dan harapan-harapan yang ingin dicapai oleh
Apink serta perjanjian dan harapan yang ingin Apink dapatkan melalui Panda,
seperti sebuah assurance gitu lah sederhananya.
Lanjut!
Fan-song
berikutnya
ialah The Wave. Lagu ini benar-benar memberi warna serta vibe yang berbeda dengan dua fan-song
sebelumnya. Bila April 19th dan Promise U sedikit banyak memberi
vibe penuh emosional, lagu The Wave
ini dari segi musik serta melodinya tidak memberi vibe emo yang terlalu banyak. Namun, untuk urusan lirik, tidak bisa
dipungkiri. Benar-benar penuh makna dan emosional karena as expected lyrics by Park
Chorong! Bila liriknya tetap memberi vibe
emosional, maka berbeda sedikit dengan melodi dan musiknya. Melodi dan musiknya
yang saya terima dari The Wave ini lebih memberi kesan “semangat” dibanding
“emo”. Bukan hanya itu, bila saya mendengarkan lagu ini tanpa tahu liriknya
serta sambil memejamkan mata, lagu ini seperti memberi vibe sebuah “journey”. Bila
lagu-lagu sebelumnya, terutama April 19th memberi kesan sebuah lagu
yang penuh ucapan terimakasih dan rasa syukur saat saya mendengarkannya sambil
memejamkan mata, maka lagu The Wave ini berbeda. Ya, seperti yang sudah saya
ungkapkan, bahwa lagu The Wave ini lebih memberi saya vibe “journey”. Jujur,
saya bingung mengungkapkannya dengan kata-kata dan melalui tulisan seperti ini,
tetapi lagu The Wave benar-benar memberi vibe
“journey” itu yang mungkin ujung-ujungnya hanya saya sendiri yang paham.
Hahahaha. Vibe “journey” ini bisa
saya rasakan ketika mendengarkannya sambil memejamkan mata. Dari kali pertama
musik masuk, vibe-nya udah berbeda
dari fan-song sebelumnya. Nggak ada
rasa galau atau emo-emo sedih gitu, tapi lebih pada vibe flashback
perjalanan-perjalanan karir Apink. Entah bagaimana, lagu ini benar-benar
menghadirkan flashback-flashback
serta gambaran-gambaran perjalanan Apink. Lagu ini lebih menghantarkan saya
pada arah vibe yang seperti itu.
Juga, seperti memberi vibe “perjuangan-untuk-terus-berjalan-berkarya-menggapai-mimpi-bersama-Apink-dalam-waktu-yang-panjang”
vibe. Itulah intinya. Tidak mudah
memang menggambarkannya melalui kata-kata dan dirangkai dalam sebuah tulisan
seperti ini.
Intinya, lagu The Wave
memberi vibe yang berbeda pada saya
(dan masih menjadi fan-song favorit
saya juga, baik dari melodi hingga liriknya). Dan ternyata fan-song Apink yang berikutnya, Always, lebih memberi vibe yang berbeda. Lagu ini vibe-nya benar-benar berbeda dibanding 3
fan-song terdahulu. Fan-song Always ini benar-benar cheerful, ceria, penuh semangat. Vibe-nya lagu Apink banget deh! Karena
jujur, sedikit banyak fan-song yang
telah Apink rilis biasanya ngasih vibe
dan warna yang cukup berbeda dengan lagu Apink pada umumnya. Tapi, lagu Always
ini benar-benar ngasih vibe yang lagu
Apink banget. Dari kali pertama mendengar melodi dan gitarnya yang membuka lagu
Always, kita bisa langsung menebak kalau itu adalah lagu Apink. Karena signature lagu Apink benar-benar ada di
lagu Always itu. Balik lagi, bicara vibe yang
berbeda dengan 3 fan-song sebelumnya,
dengan vibe yang lebih ceria dan cheerful ini, saya seperti merasakan vibe serta pesan “semangat” yang ingin
disampaikan Apink melalui lagu tersebut. Vibe
serta pesan yang saya terima dari lagu tersebut ialah seperti “Ayo semangat
aja! Masih banyak mimpi-mimpi yang akan kita gapai bersama-sama di depan sana.
Ayo terus semangat dan bersama. Kita harus selalu bersama” vibe. Itulah vibe yang
saya rasakan dari lagu Always. Lebih ringan, lebih “terang”, tapi juga penuh
pengharapan untuk bisa terus bersama dalam waktu yang lama. Pengemasan
perjanjian serta harapannya ini lebih pada kemasan yang penuh semangat,
dibanding yang emo-emo bikin galau, sedih, nan terharu gitu.
Oke, karena sejauh 4 fan-song Apink ini memiliki vibe yang berbeda, begitupun dengan fan-song terbaru Apink, Miracle!
Miracle ini dirilis untuk
memeringati hari jadi Apink dan Panda yang ke-7. Lagu tersebut dirilis tepat
pada tanggal 19 April 2018. Dan, yang membuat semuanya terasa semakin spesial
ialah terlibatnya Chorong dan Eunji dalam pembuatan lirik dan lagunya. Lebih
tepatnya, Chorong berpartisipasi dalam menulis lirik, dan Eunji dalam membuat
lagunya, yang juga pastinya berkaitan dengan melodi, harmonisasi, dan lainnya. Tapi,
tidak full mereka berdua yang membuat dan menulis lagu Miracle tersebut, mereka
hanya berpatisipasi dan mengambil bagian dalam ikut serta pembuatan lagu itu. No problem, itu semua tidak mengurangi
niat tulus yang dituangkan oleh Chorong dan Eunji dalam lagu Miracle untuk
Panda. Juga, niat tulus member Apink yang lainnya pastinya.
Seperti yang sudah saya
singgung sedikit di atas, lagu Miracle ini juga memberikan vibe yang cukup berbeda dengan fan-song
Apink sebelumnya. Tapi, sedikit banyak saya mendapatkan vibe yang hampir sama atau setipe dengan dua fan-song pertama Apink, yaitu April 19th dan Promise U.
Mengapa demikian? Karena lagu ini memberikan vibe yang cukup “emo” karena memiliki melodi yang santai dengan
dentingan piano yang indah. Dan itu sangat berbeda dengan The Wave serta
Always.
Jujur, kali pertama
dengar lagunya, kuping saya menerima melodinya nggak semudah saat kali pertama
saya mendengar The Wave yang juga menjadikan lagu tersebut menjadi fan-song terfavorit saya ever sampai sekarang. Dengan pendengaran
penikmat musik yang amatiran seperti saya ini, melodi Miracle kali pertama
didengar tidak semudah itu untuk ditangkap. Ada momen dimana saya menanyakan
melodinya mau dibawa kemana. Ada momen juga dimana saya merasa melodinya,
terutama bagian chorus-nya cukup forgettable. Tapi, itu semua berubah
100% pada kali ketiga saya mendengarkan lagu Miracle.
Lagu Miracle ini mungkin
tipe lagu yang tidak terlalu mudah diterima dalam sekali dengar. Juga, bukan
tipe lagu yang mungkin langsung “enak” didengar di kali pertama mendengarnya. Karena
saya pribadi merasa lagu ini memiliki melodi yang tidak semudah itu ditangkap
untuk telinga penikmat musik amatiran macam saya. Melodinya bukan yang
menarik-menarik banget juga seperti Always. Flow
melodinya juga nggak semudah April 19th dan The Wave saat kali
pertama di dengar, bahkan kita bisa langsung teringat dan terngiang akan melodi
dan nada-nada setelah sudah tidak mendengarkannya. Tidak dengan Miracle ini.
Lagu Miracle bisa dibilang melodinya tidak semudah itu diterima dalam sekali
dengar. Wajar kalau beberapa Panda juga mungkin akan merasa “ini lagunya gimana
sih?” “ini nadanya gimana sih?” “kok susah ditangkep ya lagunya?” dan lain
sebagainya. Tapi, jujur, saya tidak melihat komentar-komentar seperti itu sih
di Twitter atau media sosial lainnya. Tapi, saya juga tidak melihat yang
“memuji” lagu ini seperti pada The Wave dan kali pertama The Wave dirilis.
Responnya cukup beda. Dan saya cukup memaklumi dan berasumsi bahwa melodinya
yang tidak semudah itu diterima lah yang menjadi alasan. Anyway, balik lagi kalau semua masalah selera. Dan saya pribadi pun
masih menempatkan The Wave di posisi pertama di antara fan-song Apink lainnya.
Dan
Miracle
Yang
Kedua. (Hmm.. Miracle
atau April 19th ya yang di posisi kedua? Masalahnya saya suka banget
lirik dari April 19th, tapi saya juga suka banget melodi dari
Miracle. Hmm)
Melodi.
That’s
it!
Melodi dari Miracle ini
yang benar-benar yang menarik perhatian saya. Seperti yang sudah sering saya
ucapkan di atas, Miracle ini bisa dibilang melodinya tidak semudah itu untuk
diterima dalam sekali dengar. Tetapi, hal itu tidak menutup kemungkinan untuk
saya menemukan bahwa melodi dari lagu Miracle ini benar-benar indah sejak kali
ketiga saya mendengarkannya.
Melodinya benar-benar
seindah itu guys! Saya bukan orang yang ahli di musik. Saya hanya pendengar dan
penikmat musik amatiran yang hanya bermain feeling
serta emosi pribadi dalam mendengarkannya. Jadi, saya pribadi pun tidak tau
dengan pasti kategori “melodi bagus” bila dikaitkan dengan musik secara
harfiah. Tapi, yang pasti, telinga serta perasaan saya menerima dengan baik
bahwa melodi dari lagu Miracle itu benar-benar indah.
Saya ini termasuk orang
yang suka sebuah musik atau lagu bila instrument alat musiknya masih terdengar,
seperti suara piano, gitar, maupun drum-nya. Jadi bukan sekadar suara beat-beat
saja yang dibuat secara elektrik. Saya suka kalau lagu itu seperti masih
terdengar “alaminya”, yaitu dengan masih terdengarnya instrument-instrumen yang
saya sebutkan tadi. Terlebih bila instrument lagunya direkam live, jadi
instrument gitarnya memang dari gitar asli, begitupun dengan piano, drum,
biola, dan lainnya. Dan itu saya temukan di awal lagu Miracle dengan dentingan
piano yang indah.
Dentingan piano di awal
lagu Miracle langsung membuat first
impression yang baik untuk saya. Karena saya seperti “dijanjikan” akan
mendengarkan lagu dengan instumen asli. Dentingan piano tersebut terasa semakin
indah dengan hadirnya suara Namjoo di awal lagu. Melodi di verse awal sebelum chorus
yang dibawakan oleh Namjoo menjadi salah satu bagian favorit saya.
Saya suka sekali dengan melodi pada bagian itu. Terutama bagian Namjoo karena,
pribadi, suaranya yang lebih tebal ditambah melodinya yang seperti itu memberi
pesan yang lebih mengena ke saya.
Melodi dengan slow tempo, light, halus,
dan makin lama makin naik nadanya membuat bagian tersebut menjadi bagian dengan
melodi terfavorit saya. Bukan hanya pada bagian Namjoo atau verse awal itu saja, tapi semua bagian
dengan melodi slow tempo, light,
halus, dan makin lama makin naik nadanya itulah yang menjadi bagian favorit
saya di lagu Miracle ini. Melodinya asik banget dan jujur jarang saya temui di
lagu-lagu Apink.
Kalau di bagian Namjoo di
lirik ini,
nuneul tteumyeon kkumcheoreom
sumaneun byeoldeul sok geu ane neowa na
nuneul gamado kkumcheoreom
seororeul maju bogo itteon neowa na
memiliki melodi dengan
nada yang makin lama makin naik, maka berikutnya Hayoung menunjukan kualitas
suaranya yang jauh sangat meningkat sejak debut di bagian ini,
geonman gatatteon jigeum i sungan
gakkeumsshigeun duryeoweotjiman
yang memiliki melodi dengan
nada yang semakin lama semakin turun. Dan sama seperti bagian Namjoo, flow atau proses saat semakin lama
semakin naik, juga semakin lama semakin turun ini terdengar sangat indah
ditambah suara Namjoo dan Hayoung yang mempuni. Tidak berhenti di situ, melodi
serta nada di bagian akhir yang Hayoung nyanyikan (re: duryeoweotjiman) (yang sudah semakin turun nadanya) terdengar
sangat indah dengan lekukan melodi dan nada yang berbeda. Dan dari
kedengarannya, lekukan seperti itu dengan nada yang rendah, tidak mudah
dinyanyikan. Tetapi Hayoung berhasil! Bahkan menyanyikannya dengan baik! Indeed, she improved so much!
Dari bagian Namjoo di akhir verse menuju chorus,
eonjena naege
byeonameopshi bichi dweeojudeon
jujur cukup disayangkan
karena terdengar cukup datar. Sebenarnya tidak datar-datar banget, karena
pianonya pun terdengar semakin menggelegar dan seakan siap naik dan boom!!
Tapi, habis itu, saat kali pertama masuk chorus,
nggak ada instrument lain yang mendukung “boom!!” itu sendiri, padahal pianonya
seperti sudah menghantarkan untuk ke “boom!!” momen itu. Hal itu juga yang
menjadikan suara Namjoo yang sudah terbawa naiknya suara dentingan piano, harus
stuck di nada itu saja karena tidak
ada melodi atau nada yang membawa Namjoo untuk benar-benar “naik” dan
menghantarkan dia dan lagunya ke “boom!!” itu sendiri tadi. Jadi, pas masuk chorus, saya sempat mikir, “Oh, ini udah
chorus?”.
Melodinya tetap bagus dan
tetap enak untuk dinikmati, tapi sayang aja di bagian-bagian itu mungkin bisa
ditambah instrument atau elemen yang seperti apa dan bagaimana agar terasa
perpindahannya dan terasa chorus-nya.
Karena jujur, verse-nya lebih menarik
dibanding chorus-nya buat saya
pribadi.
Tapi, di bagian akhir Namjoo di chorus,
mannage dwen i sungan
yang sudah mulai naik serta
suara Namjoo yang mendukung vibe-nya dalam
menghantarkan nadanya, dapat dirasakan pas, enak, serta jauh lebih baik menuju ke bagian chorus berikutnya, yaitu bagian dinyanyikan oleh Eunji. Dan di bagian ini,
jujur lebih terasa ‘chorus-nya.’
Mungkin itu semua karena dalam bagian Eunji tersebut, ada kalimat repetatif.
Dan biasanya kalimat repetatif itu memang sering terletak di bagian chorus. Itu pula lah yang menjadi kunci
dari lagu yang tidak forgettable. Bila
nada atau melodinya susah diingat, paling tidak bersandar pada liriknya yang
repetatif agar mudah dan akan selalu diingat.
Setelah chorus masuk lah ke interlude untuk menghantarkan kita ke bagian berikutnya. Ini
masalah selera pribadi, tapi musik lebih tepatnya instrument di bagian interlude ini sangat disayangkan sih
karena balik lagi menggunakan elektrik dan bahkan beatnya sedikit banyak sudah
cukup sering didengarkan di lagu-lagu serupa terutama lagu-lagu RnB. Denting
piano di awal lagu sudah membuat saya berasumsi kalau lagu ini akan menggunakan
banyak live instrument (bukan elektrik). Itu pula yang saya tunggu di bagian interlude. Tapi sayangnya tidak ada.
Namun, instrument yang seperti orchestra yang selalu ada di latar musik dan
melodi lagu Miracle ini cukup menolong dan menutupi kurang puasnya saya.
Alangkah lebih indahnya bila lebih banyak instrument musik di bagian interlude itu. Pasti akan terasa semakin
indah dan orchestra-nya pun akan terasa lebih menggelegar karena banyaknya
elemen musik pendukung lainnya selain “jedag-jedug sound’ dari elektrik yang sudah cukup sering didengar di
musik-musik lain. I mean, beat-nya
agak terlalu biasa dan nothing special
gitu loh.
Ohiya, sudahkah saya
mengatakan kalau lagu ini seakan cocok sekali dengan suara Naeun dan Hayoung?
Ya, betul! Lagu ini seakan benar-benar untuk mereka. Dari melodi hingga
nada-nada yang terbentuk di lagu ini tuh cocok banget dengan karakter serta
warna suara mereka. Dan bagian Naeun yang satu ini salah satu contohnya,
barago barajo meon
hunnal meon hunnal
uri hamkke
nanweosseotteon i sungandeuri
eonjenga chueogi
dwendamyeon
yang ternyata bahkan di
bagian verse dengan nada serta melodi
yang sama dengan yang sudah Hayoung nyanyikan di awal. Bila bagian Hayoung saya
sangat suka ketika dirinya menyanyikan bagian yang semakin lama nadanya semakin
turun, maka berbeda dengan Naeun (walau di verse
dengan melodi yang sama). Saya suka di bagian awal-awal yang dinyanyikan
Naeun ketika nadanya masih cukup tinggi. Di situ entah bagaimana suara Naeun
cocok banget dengan melodi yang menghantarkannya. Indah pokoknya! Pas! Cocok
banget sama suara Naeun!
Masuk ke chorus kedua, dan melodi di sini lebih
bisa saya terima dibanding dengan chorus
pertama. Karena nadanya juga lebih “kaya” elemen. Mungkin itu semua karena
bagian ini sudah menuju pada klimaks dari lagunya. Pada bagian ini, suara Bomi
yang perlahan-lahan naik nadanya dengan iringan piano yang juga semakin lama
semakin naik nadanya serta menggelegar, membuat chorus ini lebih berasa “chorus-nya”.
Walaupun lagi-lagi, saya masih berharap lebih di bagian chorus ini seperti di bagian chorus
yang awal. Iya, berharap ada instrument lebih agar terasa “chorus-nya”. Karena kadang agak terasa flat gitu loh. Tapi mungkin itu juga
salah satu tujuan dari lagunya ya yang memang nggak mau terlalu macam-macam dan
“rame” di bagian musik latarnya.
Klimaks dari lagu ini ada
setelah chorus yang kedua, dan
dinyanyikan serta dibuka oleh Hayoung. Perpindahan dari chorus bagian akhir yang dinyanyikan oleh Bomi ke bagian Hayoung
yang satu ini terdengar bagus dan terasa bahwa bagian tersebut akan masuk ke
dalam klimaks lagu. Lebih tepatnya nada Bomi yang sudah di atas ditambah suara string di latar musiknya juga ditambah
sambutan nada tinggi dari Hayoung yang pas banget masuknya. Itu semua membuat saya
merasakan bahwa ini sudah masuk bagian klimaks dari lagu. Lalu dengan nada yang
masih sama, dengan vibe klimaks yang
masih cukup kuat, lagu berlanjut pada bagian Eunji. Eunji masih menyanyikan
bagian yang sama dengan sebelumnya. Tetapi, karena ini masuk pada bagian
klimaks dari lagu dan juga Hayoung sudah menyanyikan bagiannya dengan sangat
baik, sangat disayangkan nada yang dinyanyikan Eunji masih sama dengan
sebelumnya. Perbedaannya hanya terletak di bagian akhir,
geudaeraneun geot
yang dinyanyikan lebih
menggunakan suara “asli” atau suara yang lebih “penuh” dan “bulat” oleh Eunji dibanding
pada chorus-chorus sebelumnya di
bagian yang sama dimana dirinya lebih menggunakan soft voice dan lebih mengarah ke falsetto. Perbedaannya hanya di situ, dan itulah yang menjadi point
atau kunci dari klimaks di lagu Miracle ini, tepatnya di bagian Eunji. Walau
jujur, saya berharap lebih untuk menggambarkan klimaks itu, mungkin dengan high note Eunji *ehem rindu high note Eunji ehem*. Tapi, di sisi
lain juga menganggap bahwa kalau high
note yang berlebihan juga takutnya merusak vibe lagu yang ditawarkan sejak awal (yang menjadi alasan juga
kenapa nggak banyak elemen dan instrument), yaitu sepertinya memang lebih ingin
memberi vibe lagu yang halus, slow, tapi juga dengan melodi yang indah
dan cukup beragam. Karena sedikit banyak pesan itu juga yang saya tangkap dari
lagu Miracle ini, maka bagian akhir Eunji dinyanyikan dengan cara seperti itu
pun masih masuk dan masih (cukup) terasa klimaksnya (at least perbedaannya terasa kok dibanding bagian-bagian awal
sebelum klimaks).
Lagu ini diakhiri dengan tepat
oleh member, yang sebelumnya sudah saya utarakan, cocok banget sama lagu ini,
yaitu Naeun dan Hayoung. Lagu ini terasa semakin indah dengan ditutupnya oleh
suara Naeun dan Hayoung. Melodi dari lagu ini semakin saya sukai dengan akhir lagu
yang ditutup oleh dua member yang menurut saya suaranya sangat cocok di lagu
ini, Naeun dan Hayoung. Suara lembut mereka dengan karakter yang berbeda,
berhasil membawakan nada serta melodi yang sama dengan vibe yang berbeda. Lagu ini ditutup dengan melodi yang paling
menjadi melodi serta nada favorit saya di lagu Miracle ini, yaitu ketika nadanya
perlahan-lahan semakin naik. Ditambah dengan suara dua member yang menurut saya
cocok banget dengan lagu Miracle ini. Iringan musik yang pelan dan juga
terdengar sayup seperti akan hilang pun berhasil men-showcase lebih suara Naeun dan Hayoung. Ending dari lagunya pas banget! Dari melodi favorit saya hingga
dinyanyikan oleh dua member yang suaranya menurut saya cocok sekali dengan lagu
Miracle ini, Naeun dan Hayoung.
Terlepas dengan segala
kekurangan yang sedikit banyak sudah saya jelaskan di atas seperti kurangnya
elemen serta instrument yang mungkin bisa membuat lagu ini terasa lebih “berisi”,
juga kesan pertama saya yang tidak dengan mudah menerima melodi dari lagu ini
(saya manusia biasa yang tak luput dari rasa tak pernah puas hahaha), tapi lagu
ini tetap menjadi fan-song favorit
saya setelah The Wave. Atau setelah April 19th ya? Yaaa intinya di 3
besar lah. Lagi, walau lagu ini mungkin memang terdengar tidak semudah itu
untuk diterima oleh telinga saat kali pertama mendengarnya, tapi sebenarnya melodi
dari lagu ini benar-benar indah. At least
saya pribadi menyukai melodi serta nada-nada yang terbentuk dari lagu Miracle
ini. Goodjob Apink and team behind this
song! Thank you for this beautiful song!
*Pics credit to Plan A Ent*
Comments
Post a Comment