“Apink Bomb Threat is A Mediaplay”, They Said.
“Apink bomb threat is a mediaplay”,
kata mereka, entah mereka siapa. Mereka yang sekedar troll atau memang tidak memiliki perasaan ataupun simpati sedikit
pun. Jujur, fandom culture kpop ini
semakin hari semakin rusuh aja. Semakin banyak drama, semakin sibuk ngurusin
artis lain jika terkena skandal atau musibah sedikit, padahal biasanya juga
nggak care. “Perhatian” yang mereka
beri ini kadang hanya berujung pada fanwar
antar fandom dan tidak jarang kalau perilaku mereka jadi membuat image idol serta fandomnya jadi kurang
baik. Tapi entah mengapa, walau sudah sering terjadi, sudah sering ditegur, dan
lain-lain, perilaku beberapa orang tetap nggak berubah. Mereka seperti tidak
bisa menikmati karya artisnya atau artis lain tanpa menjatuhkan yang lainnya. Entah
salah di mana, entah mengapa sekarang bisa menjadi seperti ini, tapi fandom culture di kpop ini memang semakin
bikin pusing. Bahkan, nggak jarang kalau saya pribadi merasa risih dan menjauh
dari yang berbau-bau fanwar.
Tapi,
ada beberapa fanwar atau sekiranya
permasalahan yang bikin saya nggak bisa diam, terutama bila berkaitan dengan
Apink, entah mengapa. Tidak semua fanwar
yang berkaitan dengan Apink akan saya tanggapi. Saya akan lihat konteksnya dulu,
kalau emang itu pure kerjaan troll yang caper, maka saya lebih baik
memilih diam dan menjauh dari fanwar itu.
Saya juga memilih menjauh kalau emang fanwarnya
nggak penting, kayak memang terkesan dibuat-buat sama troll untuk nyari masalah ke fandom kami.
Balik
lagi, saya manusia biasa yang pasti bisa terpancing emosinya. Hehehe. Ada
beberapa fanwar yang tidak bisa
membuat saya diam saja, terutama kalau sudah keterlaluan. Ditambah nge-troll nya tanpa fakta, bahkan ketika
bukti-bukti dan penjelasan sudah dibeberkan. Salah satunya ialah kejadian
terror bom yang menyerang Apink sejak Juni 2017 lalu. Dapat dilihat dari
kalimat pembuka postingan ini, kalimat itulah yang sering dilontarkan beberapa
net atas kejadian terror bom yang dialami Apink sejak Juni 2017.
******
Teror
bom yang menyerang Apink kali pertama datang pada bulan Juni, tepatnya tanggal
14 Juni 2017, hanya beberapa hari sebelum mereka melakukan comeback dengan
album barunya, Pink Up. Saat itu terror datang melalui sebuah telfon. Sang
peneror menelfon pihak kepolisian Korea dan mengatakan bahwa dirinya ingin
membunuh Apink. Teror yang datang pertama kali belum merujuk pada sebuah terror
bom. Ketika pihak polisi mendapat telfon dari peneror, mereka langsung menuju
kantor Plan A Entertainment (Agensinya Apink). Saat tiba di sana, kebetulan
Apink sedang latihan dan berada di lokasi yang berbeda. Setelah mendapat kabar
dari pihak kepolisian, Plan A Entertainment langsung mengerahkan keamanan ke
tempat latihan Apink.
Tidak
berhenti di situ saja, terror berikutnya yaitu terror bom, yang menjadi awal
dari tanpa hentinya terror yang menghampiri Apink. Terror bom yang pertama,
atau menjadi terror kedua bagi Apink, yaitu ketika mereka melakukan showcase
album barunya pada tanggal 26 Juni 2017. Setelah itu terror bom pun hadir di hari
pertama mereka melakukan comeback stage di Music Bank. Dan setelah itu, setelah
itu, dan banyak setelah itu, terror bom menghampiri Apink. Terror bom
menghampiri Apink dari kegiatan solo anggota Apink, seperti di acara opening,
dll, hingga acara grup seperti di Asian Artist Award. Bahkan, di awal tahun
2018 ini mereka mendapatkan terror bom lagi di acara fansign Hi-Mart (Apink menjadi
brand ambassador mereka). Entah sampai kapan sang peneror akan melakukan ini ke
Apink.
Peneror
sering melaksanakan aksinya ketika Apink akan hadir ke acara publik (yang
banyak artis atau fans lain), dan ini benar-benar merugikan Apink. Bukan hanya
acara publik di Korea saja, bahkan peneror juga menyerang Apink saat
mereka melakukan kegiatan di luar negeri, seperti saat menjalani Asian Tour
nya, dan juga saat promo album baru di Jepang. Selain acara publik, sepertinya peneror
juga terus-terusan meneror Apink di luar radar reporter, karena sejauh ini sekitar
lebih kurang 10 terror bom yang terekspos dan diberitakan media. Sedangkan, belum
lama ini (akhir 2017), Plan A Entertainment melaporkan kalau Apink sudah
menerima terror lebih kurang sebanyak 30 terror.
Terror
yang banyak dan tanpa henti ini sudah semakin keterlaluan bila masih ada yang
menyebut ini sebagai mediaplay. Mediaplay
mana yang bukan mendatangkan keuntungan malah justru merugikan agensi dan artisnya? Pertama, jujur saya memaklumi warga
net yang mengira terror ini adalah sebuah mediaplay ketika terror pertama hadir
di 14 Juni 2017 itu, yang lebih kurang satu minggu sebelum Apink comeback.
Bahkan, tidak diragukan, saya pun menemukan beberapa Pandas (fans Apink) yang
sempat ragu dan khawatir kalau itu memang mediaplay yang dilakukan Plan A
Entertainment untuk meng-hype
comeback Apink. Tapi, kami langsung sadar bahwa Plan A Entertainment nggak
mungkin melakukan itu, karena ini melibatkan polisi, bahkan terror pertama pun
hadir melalui telfon yang diterima polisi, bukan Plan A Entertaiment. Nggak
mungkin Plan A Entertainment akan menghabiskan uang untuk melakukan mediaplay
seperti ini, yang bahkan merugikan artisnya karena bisa memengaruhi mental
mereka, dan mempermainkan hukum serta polisi Korea. Siapa Plan A Entertainment ini
di Korea sampai bisa mempermainkan pihak penting, seperti polisi, begitu?
Kedua,
selain polisi, Interpol juga terlibat di sini. Ibaratnya, buka cuman “nyusahin”
polisi lokal, tapi juga “nyusahin” Interpol karena diketahui si peneror ini
berada di Canada. Banyak peraturan serta hukum yang berlaku di sini. Nggak
mungkin kalau Plan A Entertainment cuman memainkan polisi dan Interpol di sini.
Nggak mungkin mereka berani memainkan peraturan dan hukum di sini.
Ketiga, terror
bom ini sering datang ketika Apink hadir ke acara publik yang melibatkan artis
dan fans lain, staff acara, dan banyak orang, seperti festival musik, acara
penghargaan, dan lain-lain. Hal ini pastinya membuat Apink serta agensi merasa
nggak enak dan bersalah atas ketidaknyamanannya kepada banyak orang.
Bukan
hanya itu, terror bom ini juga datang ketika Apink atau salah satu member Apink
hadir ke acara-acara besar dan resmi lainnya, seperti konferensi pers buat
drama, opening sebuah acara, dan lain-lain. Acara-acara besar seperti itu bukan
hanya melibatkan artis, dan penggemar lain, tapi ada pihak investor, pengiklan,
tim produksi dari acara itu sendiri, ada pers, dan lain-lain. Terror seperti itu
bukan hanya membuat Apink dan agensi merasa bersalah kepada pihak lain, tapi
juga tidak menutup kemungkinan pihak-pihak acara atau event lainnya jadi berpikir beberapa kali untuk mengundang Apink
dengan alasan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran berjalannya acara.
Entah
apa rencana asli dari peneror ini, tapi aksinya benar-benar merugikan, dan
secara tidak langsung bisa menghancurkan karir Apink bila ini terus berlanjut. Efeknya
sangat buruk buat Apink,tapi beberapa orang masih ada keberanian berpikir dan
bilang kalau ini hanya mediaplay. Mana ada mediaplay yang merugikan
begini. Nggak ada hasil baik dan keuntungannya dari “mediaplay macam begini”.
Keempat,
acara yang Apink datangkan menjadi diundur waktunya, bahkan dibatalkan. Ini
merugikan Apink, agensi, fans, dan bahkan pihak acara. Mereka sudah percaya
untuk mengundang Apink. Mereka sudah percaya menjadikan Apink brand ambassador
mereka. Tetapi, ketika opening atau promo acara tiba dan Apink datang, terror bom
malah datang juga dan membuat mereka harus mengundur waktu acara atau
membatalkannya. Ini pasti jadi “kerjaan” lebih bagi pihak acara. Lagi-lagi
Apink menjadi merasa bersalah, dan lagi-lagi pihak acara jadi ragu untuk
mengundang Apink karena acaranya menjadi terhambat bahkan batal.
Kelima,
stasiun televisi juga terlihat menjadi takut dan ragu untuk mengundang Apink
demi keamanan artis, penggemar, dan staff lain, serta kenyamanan dan kelancaran
berjalannya acara. Apink pernah dapat terror bom di comeback stage pertamanya
saat promo lagu FIVE, di Music Bank. Terrornya benar-benar buat heboh, sampai penggemar
dari artis lain/penonton Music Bank tidak boleh masuk venue terlebih dahulu
karena butuh dinetralkan tempatnya. Bahkan, pada saat itu bukan sekedar Music
Bank seperti biasanya, tapi saat itu pas Music Bank lagi ngadain acara special dan
lebih banyak mengundang artis besar nan populer lainnya. Saat itu masuk dalam terror
bom ketiga Apink, dan melibatkan banyak artis dan penggemar lain. Pihak agensi,
Plan A Entertainment, sampai membuat pernyataan kalau Apink benar-benar
terpukul, trauma, takut, dan bahkan sudah meminta maaf kepada artis lainnya
yang berada di Music Bank waktu itu.
Akibat
kejadian itu dan nggak lama dari situ, grup junior Apink dari Plan A
Entertainment, Victon, nggak bisa promo di Music Bank. Ini masih rumor sih,
katanya berkaitan dengan terror bom Apink waktu itu. Jadi stasiun tv kayak
nggak mau ngundang Apink maupun yang berkaitan dengan Apink, takut terror bomnya
terjadi lagi. Walau ini masih rumor dan belum ada konfirmasi, tapi saya pribadi
merasa kalau rumor itu masih masuk akal. Wajar kalau stasiun tv merasa lebih
baik tidak mengundang Apink demi kenyamanan dan keamanan bersama. Bahkan, acara
festival musik akhir tahun ini nggak ada yang mengundang Apink kecuali MBC. Dan
saya curiga kalau alasan terror bom menjadi salah satu penyebabnya. Hmm,
lagi-lagi, ini benar-benar merugikan Apink. Apa gunanya melakukan mediaplay
yang bukan menghasilkan keuntungan, malah benar-benar merugikan Apink dan agensi.
Hal ini merugikan karir mereka dan kesehatan mental mereka. Dan kalau emang
mediplay, mau apaan lagi yang di-mediaplay-kan, ketika comeback sudah jauh
lewat, dan upcoming comeback belum ada di dalam rencana juga.
Pandas,
fans Apink sudah berusaha sebisa mungkin memberi tahu serta menjelaskan hal-hal
seperti di atas. Tapi, masih saja ada yang bilang, “kenapa lama banget belum ketangkep-tangkep? Makin mencurigakan kalau
ini mediaplay.”. Semuanya nggak mudah, guys. Ada hukum yang berlaku di
setiap negara, dan karena ini melibatkan dua negara yang berbeda, maka menangkap
sang peneror pun bukan menjadi hal yang mudah. Interpol sudah memberi red line, tapi hingga detik ini belum
mendapat respon dari kepolisian Canada. Plan A Entertainment bukan polisi,
mereka sebuah agensi hiburan, jadi hal yang bisa mereka lakukan hanya
menyerahkan semua ini kepada pihak berwenang, yaitu pihak kepolisian dan Interpol
yang sedang bekerja. Jujur, saya pribadi juga berharap ini bisa terselesaikan.
Saya berharap mereka bisa bekerja lebih keras lagi hingga direspon oleh pihak kepolisian di
Canada. Karena sebelumnya saya kira ini akan berhenti mengingat sudah terjadi sebanyak 30
kali, tapi ternyata sang peneror masih belum lelah, dan masih melakukan aksinya
bahkan di minggu awal 2018 ini.
******
“Ya kan dia di Canada ini, nggak
mungkin dong pasang bom di Korea. Udah lah diemin aja. Paling itu prank call
aja”.
Bermula dari prank call, dan kita
nggak pernah tau kapan tepatnya sang peneror akan benar-benar beraksi. Kita pun
nggak tahu apa niat utama dari aksi yang dia lakukan ini. Tapi, satu yang
pasti, aksi terror ini bisa membunuh. Pertama,
membunuh/melukai Apink secara fisik (benar-benar menaruh bom), kedua, secara psikis (kesehatan mental
Apink benar-benar menjadi hal yang dikhawatirkan), dan ketiga, membunuh karir Apink. Entah rencana apa yang sebenarnya
dipikirkan oleh sang peneror, tapi aksinya itu benar-benar bisa membunuh Apink
dengan 3 hal di atas, baik membunuh Apink dengan salah satu dari 3 hal di atas,
atau bahkan semua dari 3 hal itu benar-benar akan membunuh Apink.
Dan
untuk urusan sang peneror di Canada terus merasa bahwa dirinya tidak bisa
beneran menaruh bom di Korea, itu semua salah. Kita nggak pernah tau kalau ini
hanya dilakukan oleh satu orang. Kita nggak pernah tau kalau ternyata satu
orang itu hanya untuk bagian menelfon, dan ternyata dia punya tim yang udah
standby di Korea. Kita nggak pernah tau. Dan ketidaktahuan kita ini yang sangat
mengkhawatirkan. Kita nggak pernah tau kapan tepatnya dia akan melakukan aksi
itu. Kita nggak pernah tau sampai kapan peneror ini melakukan terror bom dan “membunuh”
Apink secara perlahan. Dan yang utama adalah, kita nggak pernah tau tujuan
utama atau rencana utama sang peneror ini.
Sekarang,
saya cuman bisa berdoa dan menaruh harapan yang lebih kepada pihak kepolisian
dan pihak berwenang lainnya untuk bekerja dan menindaklanjuti kejadian ini.
Semuanya semakin keterlaluan. Sang peneror seperti mempermainkan kita.
Mempermainkan Apink. Mempermainkan Plan A Entertainment. Mempermainkan Pandas. Mempermainkan
media. Dan pastinya, mempermainkan hukum kedua negara, Korea dan Canada. Semoga
ini bisa terselesaikan segera, sang peneror tertangkap, dan diberi hukuman yang
sesuai. Dan pastinya, semoga Apink, keluarga, beserta agensi bisa diberi
kekuatan, kesabaran, dan kesehatan.
Anyway,
sang peneror awal-awal ngaku kalau dirinya fans Apink. Ahhh, he isn’t Apink's fan to begin with.
Kalau memang beneran fan, maka dia nggak bakal ngelakuin hal itu. Kalau,
lagi-lagi, dia beneran fan, at least
alasan ‘dia fan Apink’ udah nggak berguna lagi, karena isu sebenarnya adalah
bahwa dia “sakit”. Satu lagi, semoga saya nggak melihat stan twitter bilang
kalau ini mediaplay lah, apalah. Kalau masih ada yang nganggap itu, yaudah lah
emang susah merubah pandangan orang, cuman berharap mereka berenti baca
platform-platform yang cuman sibuk menyebarkan kebencian, agar pikiran kita semua nggak kedoktrin dengan hal-hal negatif.
Ohiya, Pandas yang kuat juga ya, buat Apink.
*Some pics credit to owners (Plan A Entertainment, Mr.Boo, Remon)*
Comments
Post a Comment